Ahli Sebut, Pandemi Covid-19 Bisa Jadi Momentum Reformasi JKN, Kompas
KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor termasuk ekonomi, budaya, sosial, transportasi, cara hidup masyarakat, relasi gender, dan lain sebagainya.
Antropolog Kesehatan dari Mahidol University Thailand, Profesor Rosalia Sciortino, mengatakan bahwa dampak yang sudah timbul akibat pandemi ini seharusnya bisa dijadikan momentum yang baik untuk memperbaiki berbagai hal.
Antara lain kesempatan untuk memperbaiki sistem kesehatan, serta memperkuat sistem jaminan kesehatan dan sosial. “Itu jelas pamungkas, apalagi untuk layanan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Sebetulnya saya harap JKN di reformasi sedemikian rupa, bukan dengan menaikkan preminya. Tapi justru untuk cover juga sektor infromal yang belum dicover,” kata Rosalia dalam diskusi daring bertajuk “Etnografi dan Pandemi: Covid-19 dalam Narasi Antropologi Kesehatan”, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya sudah jelas memang ada perbedaan pendapat dengan kebijakan yang saat ini sedang diambil Indonesia. Namun, seharusnya kita bisa mengambil kesimpulan yang baik mengenai perkara JKN di setiap negara dalam menghadapi pandemi Covid-19. Seperti diketahui, tidak hanya Indonesia, negara-negara lain di dunia juga menghadapi pandemi yang sama.
Hanya saja, kekuatan negara dalam menghadapi pandemi ini dengan baik, adalah efek dari kekuatan JKN negara tersebut. “Maka pandemi Covid-19 ini dapat diatasi dengan baik. Daripada negara yang jaminan atau sistem kesehatannya tidak bekerja dengan baik dan juga tidak kuat pertahanannya,” ujar dia.
Beberapa contoh negara dengan JKN yang baik menghadapi pandemi Covid-19, disebutkan Rosalia, adalah Jerman, Rusia, Thailand dan Malaysia. “Dan ini sangat berpengaruh juga untuk masa depan,” ujar dia. Hal lainnya yang juga disoroti Rosalia adalah pengamanan keselamatan kesehatan dan kewaspadaan dari teknologi yang invasif di tengah ketakutan dan keinginan kita untuk dapat berjuang dalam menghadapi Covid-19.
Rosalia mengingatkan, kita harus waspada pada efek dari teknologi yang juga bisa menghilangkan kebebasan berpendapat dan kebebasan bergerak masyarakat. Namun, tetap berusaha agar dapat mencegah epidemi baru dengan memanfaatkan teknologi itu secara optimal. “Dan yang jelas adalah mencegah epidemi baru. Dengan merubah orde regional dan global yang lebih setara,” tuturnya.
Pencegahan epidemi baru skala regional maupun global ini dianggap penting karena permasalah lingkungan memang tidak dapat terpisah antar satu wilayah dengan wilayah lainnya. Pasti ada kesinambungan dan keterkaitan. Bahkan, kita sudah tahu dari epidemi sebelumnya seperti SARS, Avian Flu dan lainnya bahwa ada masalah dalam kerusakan lingkungan dan masalah dengan cara pandemi global.
“Tapi kita tidak bertindak. Apakah dengan Covid-19 ini kita akan bertindak? Saya harap memang dengan Covid-19 ini menjadi satu kesempatan untuk pikir ulang tentang dunia yang kita inginkan di masa depan,” jelas dia. Serta, lanjutnya, tak luput juga harus memikirkan apa alternatif yang bisa diterapkan dan dilakukan di masa depan. “Kita jangan puas dengan new normal atau kenormalan baru,” ujar dia.